English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Tampilkan postingan dengan label Manajemen Perjalanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manajemen Perjalanan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Juli 2010

Tentang Sebuah Catatan Perjalanan

Halo sahabat petualang sekalian, semoga sahabat petualang sekalian diberkati oleh Tuhan dalam setiap aktivitas nya. Pada postingan kali ini, saya ingin membahas sebuah bagian yang tidak kalah penting (menurut saya) dari aktivitas petualang, entah apapun itu bentuknya, mulai dari mendaki gunung, panjat tebing, susur goa, arung jeram, atau hanya sekedar travelling ke suatu tempat untuk mengunjungi hal-hal yang baru dengan suasana yang baru juga. Apakah itu….??? Mungkin jawaban dari saya adalah “Catatan Perjalanan”. Yah, catatan perjalanan merupakan serangkaian tulisan atau cerita yang ditulis dalam sebuah wadah catatan (cth : buku,handphone, notebook, dll) yang ditulis dalam sebuah rangkaian perjalanan yang mempunyai fungsi dan tujuan tertentu (cth : artikel atau berita). Nah, kalo definisi yang baru dibaca oleh sahabat petualang itu menurut saya lho…mungkin sahabat petualang punya persepsi yang berbeda dari saya (itu terserah masing-masing saja ya…hehehehe….). Kemudian juga tidak lupa sertakan media rekam baik itu foto atau video yang bisa menceritakan suasana yang selaras dengan alurnya.

Mengapa kita perlu menuliskan catatan perjalanan…??? Bagi saya pribadi, menulis setiap kejadian yang saya alami dalam setiap perjalanan itu merupakan sebuah keasyikan (dan keunikan) tersendiri dalam melakukan sebuah perjalanan. Dalam buku catatan perjalanan yang biasa saya lakukan, saya sering menulis tempat dimana saya berkunjung, dalam rangka apa saya melakukan perjalanan, siapa saja personel yang ikut berpetualang bersama saya, jam berapa saja dan saya ngapain aja, harga ongkos/tarif angkutan berapa, naik angkutan apa saja, lewat rute mana saja, siapa saja yang saya temui, apa yang saya temukan, bagaimana kondisi daerah yang saya temui, bagaimana suasana nya, dan masih banyak lagi hal-hal yang biasa nya saya tulis dalam buku catatan perjalanan saya. Dari catatan perjalanan tersebut, biasanya saya sertai dengan memotret (foto) bagian-bagian penting dalam perjalanan saya itu (terutama untuk Narsis-narsis’an…hehehehehe…..)

Membuat catatan perjalanan bisa membuat saya terkadang kangen (rindu) untuk kembali ke tempat-tempat dimana saya pernah berkunjung. Banyak petualang-petualang hebat dan pernah (melegenda) yang terkadang menjadi inspirasi dan motivator saya dalam menulis sebuah catatan perjalanan. Sebut saja Soe Hok Gie (alm) yang sosoknya begitu di kenal dalam dunia pecinta alam hingga sekarang yang hingga detik-detik akhir menjelang kematiannya di gunung Semeru sempat menuliskan sesuatu, kemudian Norman Edwin (alm) yang selalu berpetualang dan membawa serangkaian cerita tentang petualangannya dan catatan terakhir sebelum beliu akhirnya ditemukan meninggal di Aconcagua. Kalo kedua orang barusan sudah almarhum. Kemudian ada bang Rizal Bustami seorang wartawan dari era ‘80an yang hingga kini masih sering aktiv menulis dan pemilik blog Cantigi Peace yang selalu membawa cerita dalam setiap petualangan beliau, dan salah satu yang jadi favorit saya adalah Trinity yang telah menerbitkan buku Naked Traveller, yang menuliskan apa saja tentang perjalanannya menjadi seorang backpackers yang telah keliling dunia.

Mungkin saya punya sedikit khayalan gila (baca: mengada-ada) dari buku catatan perjalanan yang saya miliki. Sesuatu yang terlalu muluk dan terlalu dini untuk di ungkapkan, “saya cuma ingin menikmati petualang seumur hidup saya” hehehehhehe…. Saya sedikit mengutip sebuah ungkapan dari Norman Edwin yang selalu ada di benak saya yang pernah dituliskan dalam buku tentang beliau “Jejak sang Beruang Gunung”, yaitu Saya akan terus berpetualang dan saya akan menceritakan tentang petualangan saya kepada kamu, dan suatu saat nanti, kamu lah yang akan menceritakan tentang petualangan saya ini kepada teman dan sahabatmu……(ini yang selalu menginspirasi saya).

Demikianlah sahabat petualang sekalian, untuk beberapa postingan yang akan datang saya akan mencoba mempublikasikan beberapa artikel tentang perjalanan petualangan saya seperti yang pernah saya posting sebelumnya tentang cerita hampir mati di Gunung Semeru, kemudian laporan tentang liputan kegiatan latihan Arung Jeram Forumnya Arung Jeram Yogyakarata (FAJY), Cerita tentang Pulau Terkecil di Dunia ada di Indonesia, dan beberapa lainnya yang pernah saya posting. Mohon maaf jika penyampaiannya masih terkesan acak-acakan dan semerawut…maklum, saya kurang pandai dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat yang indah.

Semoga sedikit ulasan dari saya ini bisa bermanfaat untuk kita semua….
Tetap Semangat……!!!!
Salam,
Yohanes Kurnia Irawan

Foto : contoh dari catatan perjalanan saya.

baca selengkapnya... baca selengkapnya...

Minggu, 24 Mei 2009

Pra Pelaksanaan Ekspedisi

Pendahuluan tentang ekspedisi
1. Informasi
Pada pencarian informasi ini ialah informasi lengkap tentang lokasi yang akan di jadikan tempat dilakukannnya ekspedisi. Pencarian informasi diantaranya melalui studi literatur terhadap buku-buku petualangan ataupun laporan-laporan penelitian suatu daerah yang mungkin berpotensi untuk di jadikan obyek ekspedisi. Pencarian informasi dan wawancara kepada organisasi-organisasi pecinta alam baik di daerah sendiri maupun organisasi pecinta alam di sekitar lokasi kegiatan dan sebagainya. Dalam pencarian informasi ke Instansi pemerintah ini mungkin mempunyai nilai jual terhadap hasil Ekspedisi kita berupa laporan penelitian. (kalau bertujuan untuk pengembangan daerah dan melakukan penelitian) atau bila di mungkinkan lokasi kegiatan merupakan zona larangan bagi masyarakat umum. Dalam hal ini, pencarian tidak terbatas pada data lokasi, tetapi perlu juga informasi tentang karakteristik masyarakat meliputi sosial dan budaya.Informasi yang perlu disini ialah :
a. Basecamp terdekat
b. Konsumsi
c. Komunikasi
d. Transportasi
e. Dan informasi perkiraan biaya yang akan dikeluarkan
f. Informasi tentang pusat-pusat kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit yang terdekat.

2. Pembentukan kepanitiaan
Sudah sewajarnya bahwa suatu kegiatan besar pasti akan memerlukan sumberdaya yang besar pula, begitu juga halnya dengan suatu kegiatan ekspedisi praktis akan membutuhkan sumber daya manusia sebgai elemen-elemen pendukung dalam kegiatan ini yang tergabung dalam sutu kepanitiaan. Berhasil atau tidaknya suatu ekspedisi termasuk juga pengaruh dari suatu kepanitiaan. Maka dari itu dalam hal rekruitmen orang-orang yang akan di dudukkan dalam kepanitiaan haruslah sadar dan mengerti benar akan tugas dan kewajibannya serta mengerti apa tujuan di adakannya ekspedisi itu. Banyak kegiatan yang tidak mencapai target yang diharapkan akibat kepanitiaan yang tidak berjalan dengan semestinya, dan untuk kelancaran kepaniataan tersebut sebaiknyalah ketua penitia melalui pendekatan-pendekatan pribadi terlebih dahulu kepada orang yang akan mengemban tugas yang akan diberikan dan dalam hal ini juga ketua panitia harus mempunyai kemampuan dalam mempengaruhi anggotanya.

3. Pembuatan proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang menggambarkan proses dan tahapan suatu kegiatan dalam bentuk perencanaan yang menyeluruh. Perencanaan disini menggambarkan apa bentuk kegiatan, nama kegiatan, kapan kegiatan berlangsung, dan siapa yang mengadakan kegiatan. Jadi secara konkrit bahwa proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat format.
Dalam hal ini proposal terbagi tiga, yaitu :
a. Proyek Proposal.
Adalah yang menggambarkan rangkaian kegiatan secara menyeluruh, artinya proposal ini meyakinkan pembaca akan kegiatan yang akan dilakukan, yang berkegunaan untuk kepentingan administrasi, perizinan, publikasi, perencanaan dan sebagainya yang bersifat administratif.
b. Proposal kontraprestasi sponsor
Proposal yang menggambarkan kepada perusahaan sponsor kegiatan yang akan dilakukan sehingga perusahaan sponsor yakin akan kegiatan kita. Dimana perusahaan sponsor tersebut mendapatkan kontraprestasi atau imbal balik dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebagai contoh dalam ekspedisi penelusuran gua, nama atau produk perusahaan yang menjadi sponsor akan menjadi label atau logo pada baju atlit, topi atau spanduk rentang.
c. Proposal penelitian
Proposal penelitian ini ditujukan ke Instansi Pemerintah seperti KSDA dan Instansi yang mungkin berterkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan, seperti Dinas pertambangan dan Energi yang mempunyai nilai jual terhadap hasil ekspedisi. Seperti proposal penelitian kualitas air yang nantinya hasil dari penelitian tersebut mungkin mendapat respon dari Dinas pertambangan dan Energi yang pada akhirnya nanti kalau memang debit air yang terdapat pada aliran sungai bawah tanah mencukupi standart untuk di jadikan pembangkit tenaga listrik, maka akan sangat berguna bagi masyarakat sekitar, karena susahnya mendapatkan air di kawasan karst. Sebaiknya pula sebelum menawarkan sutu proposal kepada satu perusahaan atau instansi yang akan dimasukkan proposal harus melalui pendekatan-pendekatan terlebih dahulu kepada pihak perusahaan atau instansi.

4. Presentasi awal
Tentunya setiap orang atau organisasi tidak menginginkan pekerjaan yang tanpa hasil, maka dari itu sebelum melangkah lebih jauh sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pemberitahuan kelayakan kegiatan yang akan dilakukan dalam bentuk presentasi awal kepada anggota dan kepada pihak-pihak yang berpotensi menjadi sponsor penyandang dana ekspedisi.

5. Publikasi
Dalam pendaan ekspedisi publikasi ekspedisi sangatlah penting dilakukan sebagai sarana untuk menyebarluaskan/menginformasikan kegiatan yang akan, sedang, dan telah kita lakkan dan memberikan informasi kepada mereka yang terlibat atau mendukung ekspedisi terbut, ini akan membawa dampak yang sangat baik terhadap nilai ekspedisi juga bisa menaikkan negosiasi kepada pihak sponsor. Sementara dilihat dari sasarannya, publikasi dapat dikelompokkan dalam dua bagian :
a. Intern/ Kelompok dalam
Pada kelompok ini termasuk didalamnya adalah organisasi yang bersangkutan, Universitas/Sekolah/ Lembaga yang menaunginya, keluarga peserta ekspedisi.
b. Ekstern/ Kelompok luar
Sementara pada elompok ini terdapat masyarakat/ Organisasi lain yang berhubungan/ Sejenis/ Berterkaitan. Misalnya Sponsor, Kelompok pecinta alam lain, Lembaga Swadaya Masyarakat lain, dsb.
Sedangkan untuk sarana publikasi yang dapat digunakan, saat ini sudah banyak dan beragam, dimana sarana informsi massa berkembang dengan pesatnya. Seperti Majalah, Surat kabar, Stasiun Televisi, Media Internet dan lain-lain. Dan sarana publikasi lain seperti Spanduk, Poster, Baliho, umbul-umbul, serta yang sangat sering dilakukan ialah presentasi atau laporan person to person.

6. Pembuatan rencana kegiatan
Ada orang bilang bahwa 50 % keberhasilan suatu kegiatan ditentukan oleh pekerjaan diatas meja/ paper work. Memang pasti membosankan, tapi sebaiknya dikerjakan, melihat besarnya kemungkinan keberhasilan yang bisa didapat dari kegiatan tersebut.
Dalam pembuatan ROP kita harus mengetahui Jenis kegiatan apa yang akan dilakukan. Semua kegiatan alam terbuka yang kita lakukan haruslah terfokus, artinya kita mengetahui apa yang akan kita lakukan. Selain itu lokasi yang dituju haruslah kita kenali dahulu, meskipun itu hanya berdasarkan informasi. Manfaatkan semua akses dan fasilitas informasi semaksimal mungkin. bisa diumpamakan sebelum kita kesana kita sudah merasa disana.
Dalam menuju suatu kegiatan sangat perlu pengadaan target –target kapan selesainya perencanaan, kapan pelaksanaan. Dalam hal ini pembuatan rencana operasi perjalanan atau renca kegiatan sangat perlu di adakan dalam bentuk time schedule, dan skenario-skenario operasi.
Dalam penyusunan rop kita tidak hanya terpaku pada informasi informasi yang didapatkan di sekitar daerah kita, alangkah baikanya penyusunan rop berdasarkan hasil dari team survey, agar sesuai dengan konsisi real nya di lapangan.

7. Pengurusan perijinan
Setelah ditentukannya tempat berkegiatan, maka untuk melegalkan suatu kegiatan yang kita lakukan perlulah kiranya mengurus suatu perijinan ke Instansi yang berwenang di daerah tempat berkegiatan atau pihak-pihak kepolisian setempat.

8. Pencarian dana
Usaha dana adalah suatu kegiatan yang mengolah, mengkoordinir, mengkontribusikan dan mengusahakan serta bertanggung jawab dalam pengadaan dana yang diperlukan dalam anggaran serta waktu yang ditentukan oleh target kepanitiaan demi terlaksananya kegiatan.
Pengetahuan tentang usaha dana memang jarang dipelajari dalam suatu Organisasi pecinta alam, namun itu terbentuk dengan sendirinya dimana kita diharuskan untuk mencari dana dalam suatu kegiatan besar atsupun kecil.Dalam melakukan suatu kegiatan pendanaan/ Usaha dana kita harus mengetahui beberapa macam bentuk usaha dana yang cukup berpeluang besar untuk saat itu dan perlu kreatifitas untuk panitia itu sendiri. Usaha dana ini dapat di klasifikasikan menjadi dua yaitu penggalian dana ke pihak internal, misalnya pengadaan bazar, pameran, penjualan parsel dan even-even tertentu dan sebagainya.Sdangkan penggalian dana eksternal seperti sponsor, donatur, pihak-pihak terkait.

8. Komunikasi dan transportasi
a. Komunikasi
Dalam pengelolaan suatu ekspedisi yang tak kalah pentingnya ialah pengaturan jaringan informasi lapangan, seperti menjalin hubungan dengan Instansi seperti RAPI,ORARI dan organisasi organisasi pencinta alam yang berada pada sekitar lokasi, nantinya ini akan mempermudah dalam sistem penanganan alur komunikasi lapangan sehingga didapatnya informasi lapangan yang valid, aktual, aman cepat dan murah. Dan dalam ekspedisi penelusuran gua ini perlu ada kesepakatan tentang komunikasi yang akan di pakai di lapangan pada saat pemanjatan, sebagai contoh akan menggunakan kode-kode tertentu seperti menggoyangkan tali apabila atlit membutuhkan bantuan.
b.Transportasi
Komunikasi dan transportasi erat kaitannya, karena sama-sama berfungsi sebagai penghubung. dan transportasi ini juga bisa sebagai media untuk komunikasi, tetapi dalam rencana pengaturan fungsi di lapangan, nantinya lebih pada arus pengangkutan personil dan logistik. Jadi dalam pengaturan transportasi harus se-efisien dan efektif mungkin mulai dari pemberangkatan atlit, pada saat di lapangan sampai dengan selesainya kegiatan.

10. Survey
Seperti kegiatan alam bebas yang lain, kegiatan panajt tebing juga merupakan kegiatan yang beresiko tinggi dimana kesalahan kecilpun yang kita buat bukan tidak mungkin nyawa akan menjadi taruhannya. Dimana segala keterampilan yang sudah dipersiapkan secara matangpun akan berantakan dan dalam sekejap mata kegiatan yang menyenangkan ini bisa berubah menjadi malapetaka. Makna dari kegiatan alam bebas ialah usaha untuk mensiasati kekuatan alam (bukan menaklukkan) menjadikannya sebagai kegiatan yang menyenangkan, namun sekali lagi ternyata alam memiliki kekuatan yang dahsyat yang bisa berubah seketika tanpa disadari oleh para penelusur ini sehingga melampaui batas kemampuan yang dimiliki.
Karena adanya ketidakpastian di alam yang selalu berubah-ubah, satu cara yang baik dan sangat di anjurkan ialah dengan mengadakan survey ke lokasi, Dalam survey ini akan berterkaitan nantinya dengan :
- Basecamp
- Konsumsi
- Komunikasi
- Transportasi
- Dan jalur Emergency apabila terjadi kecelakaan di lapangan
- Dan hal hal penunjang kegiatan lainnya
Dalam hal survey, sebagai contoh dalam ekspedisi pemanjatan selain tim survey mensurvey hal-hal diatas,Tim survey juga harus memastikan ketinggian tebing, jarak tebing dari pemukiman penduduk, jalur yang akan digunakan yang berbentuk sketsa jalur atau meenggunakan kamera, meliputi berapakah pitchnya, karakteristik batuaannya,.cacat batuan,bentuk muka tebing, kemiringan muka tebing, yang nanti larinya ke manjemen peralatan, danjuga harus dilaihat dari segi teknis untuk pemanjatannya nanti
Hal ini dilakukan untuk nantinya mempermudah para atlit dalam memprediksi jalur yang akan di buat sebelum ke lapangan

11. Emergency plan
Banyak juga para penggiat Alam bebas yang kurang memperhatikan prosedur-prosedur darurat yang mesti dilakukan pada saat ada kecelakaan di lapangan.
Bagan rencana jalur emergency di atas menunjukkan bahwa apabila terjadi kecelakaan dilapangan atlit maupun tim pendukung harus melakukan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke base camp, kemudian ke base camp bila memang masih sanggup melakukan pertolongan, setelah itu di bawa ke Puskesmas, apabila penangan pada tingkat kecamatan ini tidak sanggup maka harus di bawa ke Rumah Saki Umum Daerah, dan apabila memang masih membutuhkan perwatan yang lebih intensif maka di bawa ke Rumah Sakit untuk tingkat Propinsi.

12. Tim pendukung
Sudah sewajarnyalah bahwa setiap kegiatan, satu tim yang sangat di perlukan untuk kelancaran kegiatan ialah tim pendukug. Tim pendukung ialah orang-orang yang pada opersionalnya di lapangan memegang peranan dalam hal dukungan atau tenaga yang selalu siap bila diperlukan, tim pendukung ini harus di bentuk mengingat akan sangat sulitnya bila segala keseluruhan aktifitas di lapangan selalu di kerjakan oleh atlit. Tim pendukung juga bukan sebatas dari kepanitiaan saja , tetapi penduduk sekitar lokasi juga dalam hal ini yang siap membantu pada saat di butuhkan juga merupakan bagian daari tim pendukung

-dari berbagai sumber-
semoga bermanfaat

baca selengkapnya... baca selengkapnya...

Sabtu, 23 Mei 2009

Sistematika Pengelolaan Ekspedisi

Pengelompokan jenis ekspedisi serta proses perencanaan yang matang dapat dilihat dalam proses perencanaan dan persiapan itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan hirarki kegiatan yang akan kita laksanakan. Pada prinsipnya, sistematika pengelolaan ekspedisi itu sama, baik yang bersifat teknis yaitu yang berhubungan langsung dengan atlit dan non teknis yaitu kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan atlit atau peserta ekspedisi

Dalam pelaksanaan suatu ekspedisi, ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu :
1. Pra pelaksanaan
Pra pelaksanaan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan ekspedisi berjalan, yaitu kegiatan kepanitiaan ekspedisi untuk mendukung terlaksananya ekspedisi. Kegiatan ini meliputi pembentukan panitia, pencarian data, penentuan lokasi kegiatan, survey lokasi, pembuatan anggaran biaya, pencarian sponsorship, publikasi sampai pada persiapan atlet.
2. Pelaksanaan
Saat pelaksanaan adalah hal-hal yang dilakukan pada saat atlit berada di lapangan untuk menjalankan rencana-rencana kegiatan dan pencapaian target ekspedisi.
3. Pasca pelaksanaan
Pasca pelaksanaan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah semua kegiatan di lapangan selesai, seperti laporan kegiatan, evaluasi dan presentasi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu ekspedisi meliputi :
1. Tujuan ekspedisi
yaitu sesuatu yang akan diraih dalam pelaksanaan ekspedisi.
2. Sasaran ekspedisi
sasaran akan memberikan warna tersendiri yang lebih spesifik pada ekspedisi yang akan dilaksanakan. Dengan target yang sudah ditentukan akan lebih meningkatkan kualitas ekspedisi tersebut.
3. Pra lapangan/pelaksanaan (survey)
4. Emergency plan
Perencana kondisi darurat. Karena kegiatan beresiko tinggi sehingga unsure bahaya dan kecelakaan harus diangggap serius, dengan demikian antisipasi keadaan darurat harus dipersiapkan sejak dini.
5. Pengelolaan operasi
Gambaran opersional ekspedisi atau dapat juga dibuat terencana operasional.

Ada tiga rangkaian besar pelaksanaan ekspedisi yang harus dilakukan agar terciptanya suatu system pengelolaan yang baik agar ekspedisi dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai, yaitu pada masa pra, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan.

-dari berbagai sumber-

baca selengkapnya... baca selengkapnya...

Jumat, 22 Mei 2009

Manajemen Ekspedisi

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan alam bebas apapun bentuknya merupakan kegiatan petualangan yang menantang dan penuh resiko. Para penggiatnya dituntut untuk harus dapat menguasai medan yang akan ditempuh melalui penguasaan skill, mental dan fisik yang mantap serta kerja sama tim yang kuat. Karena kegiatan ini melibatkan orang lain yang tergabung dalam sebuah tim.

Begitu kompleksnya kegiatan ini maka sangat diperlukan pengelolaan yang baik sebelum penggiat menjalankannya. Pengelolaan ini tidak hanya dilakukan saat di lapangan saja yang terfokus pada atlit, tetapi juga jauh sebelum kegiatan di lapangan dimulai. Persiapan dimulai dari pencarian data, penggalian dana sampai pada persiapan atlit sebelum keberangkatan.

Manajemen itu sendiri berarti suatu proses yang sistematis melalui POAC (planning organizing, actuating, control) untuk mencapai suatu tujuan. Dan orang yang melakukan manajemen itu adalah Manajer, dan seorang manajer harus bisa:
1. conceptual skill (kemampuan untuk membuat suatu rancangan)
2. Human Skill ( kemampuan berkomunikasi dengan seksama )
3. technical skill (kemampuan menguasai teknik lapangan)

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen Ekspedisi ialah suatu perjalanan yang dilakukan seorang atau sekelompok orang yang pengelolaannya secara sistematis untuk tujuan petualangan ataupun ilmiah.

Ada beberapa rumusan yang biasa diterapkan sebelum merencanakan suatu perjalanan alam bebas yaitu 4w + 1h yang kepanjangannya adalah where, who, why, when dan how. Berikut ini adalah aplikasi dari rumusan tersebut :
1. Where (dimana), untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui dimana tempat yang akan sepakati untuk kita gunakan pada kegiatan ekspedisi, diusahakan tempat atau lokasi yang akan kita tuju menarik banyak anggota untuk ikut serta berperan didalamnya, karena dengan suasana baru akan menambah semangat penggiatnya untuk mengikutinya
2. Who (siapa), artinya disini menanyakan tentang sasaran sumber daya manusia yang berkaitan dengan lokasi, muatan dan tujuan dari ekspedisi itu tadi
3. Why (mengapa), ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya bisa bermacam-macam, ini mengangkat tentang alasan adanya ekspedisi
4. When (kapan) ini menyangkut permasalahan waktu, kepastian tanggal, berapa lamanya kegiatan, karena berkaitan erat engan rencana operasi perjalanannya nanti, diusahakan tidak terlalu banyak makan waktu dan
5. menyesuaikan dengan tujuan, yang jelas target tercapai dengan maksimal
6. Untuk how [bagaimana] merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana kondisi lokasi ?
b. Bagaimana cuaca disana ?
c. Bagaimana perizinannya ?
d. Bagaimana mendapatkan air?
e. Bagaimana pengaturan tugas panitia?
f. Bagaimana acara akan berlangsung ?
g. Bagaimana materi yang disampaikan?
h. Dan masih banyak “bagaimana ?” Lagi

Dari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun rencana kegiatan yang didalamnya mencakup rincian :
1. Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp, pembagian waktu dan sebagainya.
2. Pengurusan perizinan
3. Pembagian tugas panitia
4. Persiapan kebutuhan acara
5. Kebutuhan peralatan dan perlengkapan
6. Dan lain sebagainya.
Yang tidak kalah pentingnya adalah didapatkannya point-point bagi kalkulasi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut

-dari berbagai sumber-

baca selengkapnya... baca selengkapnya...
free counters

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Indonesian Blogger Suara Petualang Adventure Blogs - Blog Catalog Blog Directory Free Automatic Backlink kostenlose backlinks